rumahkreatifjogja.id – Tari Jaipong adalah salah satu bentuk seni tari tradisional yang sangat populer dan memiliki nilai budaya yang tinggi di Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Di kenal dengan gerakan yang penuh energi dan ekspresif, tarian ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kebudayaan Sunda. Dengan perpaduan berbagai unsur seni tradisional, Sejarah Tari Jaipong hingga sekarang telah berkembang menjadi salah satu simbol kebanggaan masyarakat Jawa Barat.
Pada artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang sejarah, asal-usul, jenis-jenis tari, serta gerakan khas yang membuat Tari Jaipong begitu menarik dan berbeda dari tarian tradisional lainnya. Simaklah ulasan lengkapnya!
Sejarah dan Asal-usul Tari Jaipong
Tari Jaipong pertama kali di ciptakan pada tahun 1970-an oleh seorang seniman asal Bandung, yaitu Gugum Gumbira. Keinginan Gugum untuk menggali kembali dan mengembangkan kekayaan seni tradisional Jawa Barat menjadi latar belakang lahirnya Tari Jaipong. Gugum Gumbira melakukan riset mendalam dengan mengunjungi berbagai daerah di Tanah Sunda untuk mempelajari kesenian yang ada di sana.
Setelah melakukan penelusuran, Gugum menemukan beberapa bentuk seni yang menarik perhatian dan memberikan inspirasi untuk menciptakan tari baru. Tiga kesenian utama yang memengaruhi terciptanya Tari Jaipong adalah pencak silat, Tari Tayuban, dan Tari Ketuk Tilu.
- Pencak Silat memberikan pengaruh dalam hal kekuatan fisik dan kelincahan gerakan, yang terlihat pada elemen gerakan-gerakan lincah dan energik dalam Tari Jaipong.
- Tari Tayuban, yang biasanya di mainkan dalam acara adat, memberikan pengaruh pada gerakan tari yang menggambarkan hubungan antara pria dan wanita.
- Tari Ketuk Tilu memberi kontribusi pada pola gerakan yang dinamis dan musikal, menciptakan alur gerakan yang mudah diikuti.
Kombinasi dari ketiga unsur seni ini menjadikan Tari Jaipong begitu khas, dengan gerakan yang bervariasi, lincah, dan penuh ekspresi. Gerakan-gerakan dasar yang menjadi ciri khas Tari Jaipong meliputi ibing bajidor, topeng banjet, dan gerakan pencak silat, yang semuanya berpadu untuk menghasilkan sebuah tarian yang kuat dan memikat.
Tari Jaipong pertama kali di kenal publik melalui dua karya yang cukup terkenal, yaitu Tari Daun Pulus Keser Bojong dan Rendeng Bojong. Kedua tarian ini merupakan bentuk tari yang di lakukan oleh penari perempuan dan penari pria (tari berpasangan), yang menggambarkan hubungan dalam kehidupan sehari-hari serta dinamika antara pria dan wanita.
Baca Juga:
Sejarah Wayang Golek, Kesenian Legendaris Asal Tanah Sunda!
Namun, pada masa awal kemunculannya, Tari Jaipong sempat menimbulkan kontroversi. Gerakan pinggul yang energik dan dinamis sempat dianggap tidak pantas untuk di tampilkan umum, dan beberapa kalangan menilai bahwa tari ini mengandung unsur sensualitas yang kurang sesuai dengan norma sosial. Meskipun demikian, tarian ini terus berkembang dan mendapat tempat di hati masyarakat. Pada 1980-an, Gugum Gumbira dan Tari Jaipong mulai di kenal luas setelah tampil di stasiun televisi TVRI di Jakarta, dan sejak saat itu popularitasnya semakin meningkat.
Jenis-jenis Tari Jaipong
Tari Jaipong memiliki beberapa jenis, yang masing-masing memiliki karakteristik dan gaya gerakan tersendiri. Berikut ini adalah penjelasan mengenai berbagai jenis Tari Jaipong:
- Tari Putri
Tari Putri adalah jenis tari yang dibawakan oleh penari wanita. Tari ini terbagi menjadi beberapa sub-jenis, di antaranya:- Keser Bojong: Tarian ini menggambarkan pergeseran nilai-nilai dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat.
- Setrasari: Menggambarkan perubahan perilaku seseorang dari yang negatif menjadi positif.
- Rawayan: Menunjukkan metafora sebuah jembatan gantung yang menggambarkan ketidakpastian, di mana seseorang harus berhati-hati saat melangkah.
- Kawung Anten: Tarian yang mencerminkan konsep pertahanan diri seorang wanita dalam menghadapi tantangan hidup.
- Tari Pasangan
Tarian yang dimainkan oleh pasangan pria dan wanita yang menceritakan tentang kisah asmara seorang ronggeng (penari wanita) dan bajidor (penari pria). Dalam tarian ini, terdapat interaksi antara kedua penari yang menggambarkan pertarungan antara daya tarik dan godaan. - Tari Putra
Tari Putra biasanya di bawakan oleh penari pria yang menggambarkan sosok seorang pendekar yang sedang melakukan kegiatan hiburan dalam suasana kliningan atau bajidoran. Gerakan-gerakan dalam Tari Putra sering kali terinspirasi dari gerakan pencak silat. Dengan kuda-kuda yang kuat serta pergerakan tubuh yang mantap dan terkendali. Tari ini juga bisa dibawakan secara berkelompok, menggambarkan kekuatan kolektif.
Gerakan-Gerakan Khas dalam Tari Jaipong
Gerakan dalam Tari Jaipong sangat dinamis dan mengutamakan ekspresi yang kuat. Gerakan-gerakan tersebut tidak hanya mencerminkan keindahan visual, tetapi juga kekuatan dan semangat yang terkandung dalam seni ini. Berikut adalah empat gerakan utama yang menjadi ciri khas Tari Jaipong:
- Bukaan
Bukaan adalah gerakan pembuka yang menandakan mulainya pertunjukan penari akan bergerak memutar dengan luwes sambil memainkan selendang yang terikat di leher mereka. Gerakan ini memberikan kesan anggun dan elegan, serta membangun ketegangan yang akan di teruskan dengan gerakan berikutnya. - Pencugan
Pencugan adalah gerakan yang cepat dan energik. Gerakan ini melibatkan tubuh yang bergerak dengan lincah, terkadang iringi dengan perubahan posisi tubuh yang eksplosif. Pencugan membutuhkan stamina yang tinggi karena penari harus bergerak dengan cepat dan terkoordinasi, sering kali memanfaatkan irama musik yang juga cepat dan dinamis. - Ngala
Gerakan Ngala terlihat unik karena melibatkan pergerakan tubuh yang seolah “patah-patah” atau terputus-putus. Meskipun terlihat kaku, gerakan ini dilakukan dengan cepat dan penuh ekspresi. Ngala juga sering kali menjadi bagian dari transisi antar gerakan, memberi efek dramatis pada keseluruhan tarian. - Mincid
Mincid adalah gerakan yang gunakan untuk menghubungkan satu gerakan dengan gerakan lainnya. Menjadikan transisi antara berbagai gerakan Tari Jaipong berjalan dengan lancar. Gerakan ini dapat memberikan kesan bahwa setiap langkah penari seolah mengalir tanpa henti, menciptakan kesan dinamis yang sangat memikat bagi penonton.
Dengan perpaduan antara gerakan tangan, pinggul, bahu, dan kaki secara bersamaan dengan ritme musik yang cepat dan enerjik. Tari Jaipong berhasil menciptakan visual yang memukau dan penuh semangat.
Kesimpulan
Tari Jaipong bukan hanya sebuah seni pertunjukan, tetapi juga merupakan cermin dari kekayaan budaya dan tradisi masyarakat Jawa Barat. Sejak pertama kali di ciptakan oleh Gugum Gumbira pada tahun 1970-an. Tarian ini terus berkembang dan mampu bertahan hingga saat ini sebagai salah satu ikon budaya Indonesia. Keunikan Tari Jaipong terletak pada gerakannya yang penuh energi, dinamis, dan penuh ekspresi, serta penggabungan berbagai unsur seni tradisional yang ada di Tanah Sunda.